Harga emas turun karena meredanya ketegangan geopolitik dan data CPI AS yang akan datang membentuk sentimen investor dan memengaruhi arah pasar.
Harga emas baru-baru ini bergejolak, dengan sentimen pasar yang berfluktuasi antara kehati-hatian dan optimisme. Pada hari Senin (11 Agustus), emas spot mengalami penurunan tajam, karena fokus investor beralih ke perundingan yang akan datang antara Amerika Serikat dan Rusia mengenai konflik Ukraina, serta rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS yang akan segera dirilis. Kedua perkembangan ini memiliki implikasi yang signifikan—tidak hanya bagi lanskap geopolitik tetapi juga bagi kebijakan suku bunga Federal Reserve AS, yang pada gilirannya dapat memengaruhi arah pergerakan emas di masa mendatang.
Harga emas spot melemah pada hari Senin, menyentuh level terendah tiga bulan di $3.363,99 per ons pada pukul 14:34—turun hampir 1%. Hal ini terjadi meskipun harga telah mencapai level tertinggi sejak 23 Juli, Jumat lalu. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh meredanya risiko geopolitik, yang telah mengurangi permintaan safe haven untuk logam mulia tersebut. Harga emas berjangka AS turun lebih tajam, hampir 2% menjadi $3.422,20 per ons.
Matt Simpson, Analis Senior di City Index, mencatat bahwa meredanya ketegangan geopolitik merupakan pendorong utama di balik jatuhnya harga emas.
Jumat lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska pada 15 Agustus untuk membahas penyelesaian konflik Rusia-Ukraina. Sejak pecahnya perang, krisis telah menjadi faktor kunci yang mendorong harga emas lebih tinggi karena daya tariknya sebagai aset safe haven. Prospek perundingan yang konstruktif menyuntikkan optimisme ke pasar, mendorong beberapa investor untuk mengurangi kepemilikan emas mereka dan mengambil sikap menunggu dan melihat.
Selain geopolitik, semua mata kini tertuju pada data IHK AS bulan Juli, yang akan segera dirilis. Para analis memperkirakan IHK inti akan naik sebesar 0,3% dari bulan sebelumnya dan 3,0% secara tahunan, sebagian karena dampak kebijakan tarif. Meskipun angka ini masih di atas target inflasi Federal Reserve sebesar 2%, angka ini dapat memberikan panduan penting bagi kebijakan moneter ke depan.
Menurut Simpson, pembacaan CPI yang lebih kuat dari perkiraan dapat memperkuat dolar AS, memberikan tekanan turun tambahan pada harga emas.
Data ketenagakerjaan AS baru-baru ini tidak memenuhi ekspektasi, memicu spekulasi pasar akan pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada bulan September. Harga pasar saat ini menunjukkan kemungkinan pelonggaran moneter sebesar 90% bulan depan, dengan setidaknya satu pemangkasan lagi diantisipasi pada akhir tahun 2025. Pemangkasan suku bunga umumnya mendukung emas, karena mengurangi biaya peluang memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil. Namun, dalam jangka pendek, penguatan dolar masih dapat membatasi potensi kenaikan.
Ketidakpastian juga meningkat menjelang tenggat waktu perundingan perdagangan AS-Tiongkok. Trump telah menetapkan 12 Agustus sebagai tanggal target untuk mencapai kesepakatan, membuat investor tetap waspada. Meningkatnya ketegangan perdagangan dapat meningkatkan permintaan aset safe haven dan menopang harga emas, sementara kesepakatan terobosan dapat melemahkan daya tarik emas.
Data CFTC menunjukkan bahwa pada pekan yang berakhir pada 5 Agustus, posisi beli bersih (net long) pada kontrak berjangka emas COMEX meningkat sebanyak 18.965 kontrak, sehingga totalnya menjadi 161.811. Hal ini menunjukkan bahwa, meskipun terjadi penurunan baru-baru ini, sentimen spekulatif terhadap emas tetap positif—didorong oleh ekspektasi ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan moneter yang lebih longgar.
Pasar emas saat ini sedang menghadapi beragam pengaruh yang kompleks. Meskipun meredanya ketegangan geopolitik dapat mengurangi permintaan aset safe haven, data IHK mendatang dan keputusan kebijakan The Fed dapat memicu volatilitas baru.
Dalam jangka pendek, investor sebaiknya memantau perkembangan perundingan AS-Rusia dan angka inflasi AS dengan cermat. Data IHK yang kuat dapat semakin memperkuat dolar dan menekan harga emas, sementara data yang lebih lemah atau risiko geopolitik yang muncul kembali dapat membuat emas kembali bersinar.
Dari perspektif jangka panjang, ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dan ketidakpastian global yang terus berlanjut dapat menopang harga emas. Sebagaimana disarankan Simpson, membeli saat harga sedang turun tetap merupakan strategi yang layak, tetapi investor harus tetap waspada terhadap fluktuasi pasar jangka pendek. Portofolio yang terdiversifikasi, perhatian yang cermat terhadap data ekonomi makro, dan pendekatan investasi yang fleksibel akan menjadi kunci untuk menavigasi lingkungan yang penuh ketidakpastian ini.
Penafian: Materi ini hanya untuk tujuan informasi umum dan tidak dimaksudkan (dan tidak boleh dianggap sebagai) nasihat keuangan, investasi, atau nasihat lain yang dapat diandalkan. Pendapat yang diberikan dalam materi ini tidak merupakan rekomendasi dari EBC atau penulis bahwa investasi, sekuritas, transaksi, atau strategi investasi tertentu cocok untuk orang tertentu.
Yen menguat pada hari Senin karena pasar menunggu laporan inflasi hari Selasa dan fokus pada pembicaraan perdagangan antara Washington dan Beijing sebelum batas waktu.
2025-08-11Pasar saham AS menunjukkan sedikit kenaikan setelah penurunan, dengan harga emas melampaui \$3.400, dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi dan kebijakan tarif.
2025-08-11Kesepakatan chip Nvidia dan AMD dengan China menambah tarif serta risiko margin, namun mengembalikan akses pasar penting. Apakah ini bisa menggeser kekuatan teknologi AS di tengah ketegangan dagang?
2025-08-11