Harga saham AMD turun hampir 6% setelah laporan kinerja kuartal kedua (Q2), dipicu oleh melambatnya pertumbuhan AI dan ketidakpastian penjualan di pasar China.
Advanced Micro Devices (AMD) merupakan salah satu saham teknologi yang paling menarik perhatian dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh optimisme terhadap kecerdasan buatan (AI) dan permintaan tinggi untuk komputasi performa tinggi. Namun, laporan keuangan terbaru dan reaksi pasar terhadapnya memunculkan kembali kekhawatiran mengenai prospek jangka panjang AMD.
Pada 5 Agustus 2025, AMD melaporkan pendapatan sebesar USD 7,7 miliar untuk kuartal kedua—naik 32% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, laba per saham (non-GAAP) tercatat hanya USD 0,48, turun 30% secara tahunan.
Segmen pusat data (data center) AMD, yang menjadi motor utama pertumbuhan berkat AI, mencatatkan pendapatan USD 3,2 miliar—naik 14% secara tahunan. Meski demikian, angka ini jauh lebih rendah dibanding pertumbuhan 57% di kuartal sebelumnya, terutama karena adanya pembatasan ekspor chip AI AMD MI308 ke China.
Perlambatan mendadak ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan analis dan investor. Meskipun kinerja harga saham AMD secara year-to-date mengesankan—naik 43% di tahun 2025, melampaui Nvidia yang hanya 29%—pertumbuhan pendapatan AI-nya masih tertinggal dari Nvidia, menimbulkan keraguan atas kemampuannya untuk menantang pemimpin pasar di bidang chip AI.
Setelah laporan keuangan dirilis, harga saham AMD langsung 6,3% dalam perdagangan setelah jam kerja, jatuh ke $163,28 per saham pada saat penulisan. Penurunan ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap momentum AI yang lebih lambat dari perkiraan dan tantangan geopolitik yang sedang berlangsung yang memengaruhi penjualan di Tiongkok.
Dan Morgan, manajer portofolio di Synovus Trust, mencatat:
Pendapatan pusat data yang relatif datar cukup memicu kekhawatiran. Sebagian besar valuasi AMD bergantung pada keberhasilan bisnis pusat datanya.
Pasar di Tiongkok menjadi perhatian utama. AMD menyatakan tidak akan memasukkan proyeksi pendapatan dari penjualan chip MI308 ke China dalam outlook kuartal III karena belum ada kejelasan regulasi. CEO AMD, Dr. Lisa Su, menyampaikan:
"Karena lisensi kami masih dalam peninjauan, kami tidak memasukkan pendapatan MI308 dari Tiongkok dalam prospek kuartal ketiga kami."
Tiongkok tetap menjadi pasar penting bagi perangkat keras AI, dan kemampuan AMD untuk mendapatkan kembali akses akan memengaruhi kinerjanya secara signifikan di kuartal-kuartal mendatang. Meskipun perusahaan mempertahankan jejak global yang kuat—menduduki peringkat sebagai produsen GPU terbesar kedua setelah Nvidia—ketergantungannya pada izin regulasi menyoroti risiko geopolitik yang tertanam dalam valuasinya.
Meski menghadapi tantangan, AMD tetap optimistis. Untuk kuartal III, perusahaan memproyeksikan pendapatan sekitar USD 8,7 miliar—di atas ekspektasi analis. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis lainnya masih solid, ditambah dengan meningkatnya minat dari perusahaan besar seperti Meta dan OpenAI yang mulai mempertimbangkan chip AMD sebagai alternatif dari Nvidia.
Namun, harga saham AMD kemungkinan akan tetap fluktuatif karena investor mempertimbangkan kemampuannya untuk mempercepat pertumbuhan AI, menavigasi pembatasan ekspor, dan memanfaatkan permintaan dari hyperscaler global.
Laporan keuangan terbaru telah membuat harga saham AMD menjadi sorotan utama. Meski perusahaan menunjukkan kekuatan dari sisi pertumbuhan pendapatan dan terus menarik perhatian klien besar di sektor teknologi, perlambatan AI dan ketidakpastian di China menjadi hambatan serius. Kuartal mendatang akan sangat menentukan apakah AMD bisa menjadi pesaing kuat di pasar AI—atau tetap berada di bawah bayang-bayang Nvidia. Untuk saat ini, investor perlu menyeimbangkan volatilitas jangka pendek dengan potensi jangka panjang harga saham AMD di sektor teknologi yang terus berkembang.
Penafian: Materi ini hanya untuk tujuan informasi umum dan tidak dimaksudkan (dan tidak boleh dianggap sebagai) nasihat keuangan, investasi, atau nasihat lain yang dapat diandalkan. Pendapat yang diberikan dalam materi ini tidak merupakan rekomendasi dari EBC atau penulis bahwa investasi, sekuritas, transaksi, atau strategi investasi tertentu cocok untuk orang tertentu.
Harga saham SoftBank mencapai rekor tertinggi karena investasi AI, pemulihan Vision Fund, dan rencana IPO besar-besaran meningkatkan kepercayaan investor pada tahun 2024.
2025-08-08Poundsterling menguat tipis pada Jumat setelah Bloomberg melaporkan bahwa Gubernur The Fed Christopher Waller menjadi kandidat utama untuk memimpin bank sentral dalam tim Donald Trump.
2025-08-08Saham Intel anjlok akibat laba per saham (EPS) yang lemah, rencana PHK besar, dan penurunan peringkat kredit oleh Fitch. Sentimen sektor chip terguncang — inilah sinyal terbaru yang perlu diperhatikan trader.
2025-08-08