Ungkap alasan utama di balik lemahnya dolar Kanada, mulai dari ketergantungan pada minyak dan perbedaan suku bunga, hingga tekanan struktural dan pasar global.
Dolar Kanada, yang sebelumnya didukung oleh ekspor minyak yang kuat dan perekonomian yang stabil, secara bertahap kehilangan nilainya di pasar valuta asing global. Hingga pertengahan tahun 2025, dolar Kanada (loonie) diperdagangkan mendekati titik terendah dalam beberapa tahun terhadap dolar AS, memicu kekhawatiran di kalangan rumah tangga, pelaku usaha, dan perusahaan investasi. Apa penyebab dari penurunan ini? Bukan hanya soal minyak atau suku bunga—melainkan kombinasi dari dinamika global yang berubah, kerentanan domestik, dan sentimen pasar yang tidak berpihak pada mata uang Kanada. Memahami pelemahan loonie memerlukan telaah mendalam terhadap kebijakan bank sentral, ketegangan perdagangan, hingga kelemahan struktural dalam perekonomian Kanada.
Perekonomian Kanada secara mendasar sangat bergantung pada sumber daya alam—terutama minyak mentah, gas alam, dan logam. Kanada merupakan salah satu eksportir minyak terbesar di dunia, dan sebagian besar PDB serta pendapatan pemerintah berasal dari sektor energi. Oleh karena itu, dolar Kanada sering berperilaku seperti petrocurrency, yang pergerakannya sangat erat terkait dengan harga minyak global.
Dalam beberapa tahun terakhir, harga minyak berfluktuasi akibat kelebihan pasokan global, melemahnya permintaan dari Tiongkok, serta ketidakpastian akibat ketegangan geopolitik. Meskipun harga telah relatif stabil, nilainya masih jauh di bawah puncaknya pada awal 2010-an. Ketika pendapatan dari minyak menurun, permintaan asing terhadap dolar Kanada ikut melemah, sehingga menyebabkan depresiasi.
Selain itu, setiap pelemahan permintaan global terhadap komoditas—baik karena perlambatan pertumbuhan ekonomi, kenaikan suku bunga, maupun transisi ke energi hijau—cenderung memberikan tekanan turun pada nilai loonie. Korelasi ini menciptakan kerentanan struktural bagi mata uang Kanada, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Salah satu faktor utama lain yang melemahkan dolar Kanada adalah perbedaan arah kebijakan suku bunga antara Bank of Canada (BoC) dan bank sentral lainnya, khususnya Federal Reserve Amerika Serikat.
Hingga pertengahan 2025, Bank of Canada mulai memberikan sinyal kemungkinan pemangkasan suku bunga sebagai respons terhadap pelemahan data ekonomi domestik dan kekhawatiran akan resesi. Sebaliknya, Federal Reserve mempertahankan sikap yang lebih agresif, dengan tetap menahan suku bunga di tingkat tinggi demi menaklukkan inflasi secara tuntas. Hal ini menciptakan kesenjangan imbal hasil, di mana investor lebih memilih menanamkan modal mereka pada aset berdenominasi dolar AS yang memberikan pengembalian lebih tinggi.
Dampaknya adalah arus modal keluar dari Kanada yang terus berlanjut, semakin melemahkan loonie. Di pasar valuta asing, perbedaan suku bunga merupakan pendorong penting bagi pergerakan nilai tukar dalam jangka pendek hingga menenga.
Indikator ekonomi di Kanada dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan gambaran yang kurang menggembirakan. PDB mengalami kontraksi pada Mei 2025, dan baik sentimen konsumen maupun pelaku usaha mengalami pelemahan. Tingkat pengangguran meningkat, sementara penjualan ritel menurun. Tren-tren ini mengindikasikan potensi perlambatan ekonomi, bahkan mungkin menuju resesi.
Yang turut menjadi sorotan adalah pasar perumahan Kanada yang mulai menunjukkan tanda-tanda pelemahan setelah bertahun-tahun mengalami lonjakan harga. Sektor properti merupakan pilar utama dalam perekonomian Kanada dan menjadi penopang utama kekayaan rumah tangga. Penurunan harga properti dapat menekan pengeluaran konsumen lebih lanjut, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Fundamental domestik yang lemah seperti ini mengurangi kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Kanada, yang berdampak pada menurunnya permintaan terhadap mata uangnya. Di pasar global, mata uang sering kali mencerminkan kekuatan ekonomi nasional. Ketika prospek memburuk, daya tarik loonie pun ikut merosot.
Hubungan dagang Kanada yang sangat erat dengan Amerika Serikat—mitra ekspor terbesarnya—membuatnya sangat rentan terhadap perubahan kebijakan perdagangan. Perkembangan terbaru telah menimbulkan kembali ketidakpastian dalam hubungan yang sebelumnya relatif stabil ini. Pengenaan tarif terhadap ekspor Kanada, khususnya baja dan produk susu, serta retorika kebijakan "America First", telah memperumit dinamika lintas batas.
Di luar Amerika Utara, ketegangan perdagangan global juga memberikan efek lanjutan. Mulai dari dampak berkepanjangan perang dagang AS-Tiongkok hingga konflik di Eropa Timur dan Timur Tengah, ketidakstabilan geopolitik kerap membuat investor mengambil sikap hati-hati. Dalam periode risk-off seperti ini, pelaku pasar cenderung beralih ke mata uang safe haven seperti dolar AS, yen Jepang, atau franc Swiss—sering kali dengan mengorbankan mata uang seperti dolar Kanada.
Meskipun termasuk dalam G7, mata uang Kanada dianggap lebih volatil dan kurang likuid saat krisis terjadi. Artinya, meskipun Kanada tidak terlibat langsung dalam konflik geopolitik, mata uangnya tetap bisa tertekan akibat meningkatnya aversi terhadap risiko secara global.
Di luar isu-isu siklikal yang telah disebutkan, dolar Kanada juga menghadapi sejumlah kelemahan struktural jangka panjang yang membuatnya rentan terhadap depresiasi.
Yang paling utama adalah kurangnya diversifikasi ekonomi. Meskipun Kanada memiliki institusi yang kuat dan tenaga kerja yang berpendidikan tinggi, perekonomiannya tetap sangat bergantung pada sejumlah sektor terbatas—khususnya sumber daya alam dan properti. Inovasi, teknologi, dan manufaktur maju masih tertinggal dibandingkan negara-negara seperti Amerika Serikat, Jerman, bahkan Australia di beberapa bidang.
Kedua, defisit ganda Kanada—defisit fiskal dan defisit transaksi berjalan—juga menjadi sumber kekhawatiran. Pembelanjaan dan utang pemerintah yang terus-menerus dapat melemahkan kepercayaan terhadap stabilitas fiskal jangka panjang negara tersebut. Sementara itu, defisit transaksi berjalan menunjukkan bahwa negara ini mengimpor lebih banyak daripada yang diekspor, yang berarti ada tekanan konstan terhadap nilai tukarnya.
Terakhir, berbeda dengan dolar AS, dolar Kanada bukanlah mata uang cadangan global. Artinya, bank sentral dan investor institusional tidak menyimpan dolar Kanada dalam jumlah besar sebagai bagian dari cadangan devisa mereka, yang membatasi permintaan jangka panjang secara struktural terhadap loonie.
Psikologi investor dan dinamika arus modal memainkan peran besar dalam pelemahan loonie. Dengan imbal hasil di AS yang lebih menarik, banyak investor institusional memindahkan dananya ke Amerika. Investor domestik Kanada pun semakin mengalokasikan portofolio mereka ke aset luar negeri—khususnya saham dan obligasi AS—yang menambah tekanan terhadap CAD.
Aktivitas spekulatif di pasar valuta asing juga memperparah penurunan loonie. Trader sering kali melakukan short selling terhadap dolar Kanada saat harga minyak bergejolak atau ketika kinerja ekonomi memburuk. Selain itu, algoritma dan strategi trading otomatis dapat memperkuat tren yang sedang berlangsung, menyebabkan pergerakan nilai tukar yang tajam dalam waktu singkat.
Pada akhirnya, persepsi bisa menjadi kenyataan. Ketika loonie melemah, hal itu mengundang lebih banyak sorotan, sentimen negatif, dan aksi jual lanjutan—menciptakan lingkaran umpan balik yang sulit dihentikan tanpa adanya perubahan signifikan dalam fundamental ekonomi atau kebijakan moneter
Pelemahan dolar Kanada pada tahun 2025 bukan disebabkan oleh satu faktor tunggal, melainkan merupakan hasil gabungan dari berbagai tekanan global, domestik, dan struktural. Dari harga minyak yang menurun dan perbedaan suku bunga hingga lemahnya data ekonomi dan kelemahan struktural yang sudah berlangsung lama, loonie menghadapi tekanan dari berbagai arah.
Meskipun dolar Kanada pada akhirnya bisa kembali menguat—terutama jika harga minyak pulih atau Bank of Canada mengubah kebijakannya—tantangan yang dihadapi tetap signifikan. Bagi masyarakat Kanada, lemahnya dolar memberikan dampak yang beragam: membuat ekspor lebih kompetitif, namun juga meningkatkan biaya impor, perjalanan, dan investasi luar negeri.
Apakah loonie akan kembali menguat atau terus melemah sangat bergantung pada kemampuan Kanada untuk beradaptasi, mendiversifikasi perekonomiannya, dan menavigasi lanskap global yang semakin tidak menentu.
Penafian: Materi ini hanya untuk tujuan informasi umum dan tidak dimaksudkan (dan tidak boleh dianggap sebagai) nasihat keuangan, investasi, atau nasihat lain yang dapat diandalkan. Pendapat yang diberikan dalam materi ini tidak merupakan rekomendasi dari EBC atau penulis bahwa investasi, sekuritas, transaksi, atau strategi investasi tertentu cocok untuk orang tertentu.
Singkirkan kebisingan dengan strategi trading forex yang telah terbukti. Manfaatkan analisis teknikal, indikator forex utama, serta analisis pakar, webinar, dan peringatan sinyal dari EBC.
2025-08-07Lacak harga minyak mentah Brent dan WTI secara langsung, penggerak pasar, prakiraan ahli, dan arti pergerakan hari ini bagi konsumen dan ekonomi global.
2025-08-07Pelajari apa arti OBV dalam trading, cara kerjanya, dan bagaimana Anda bisa menggunakan indikator volume ini untuk meningkatkan keputusan trading Anda.
2025-08-07