Diterbitkan pada: 2025-10-09
Harga emas hari ini melonjak tajam dan menembus level $4.000 per troy ounce untuk pertama kalinya pada Rabu dini hari (9/10). Lonjakan ini terjadi setelah rilis notulen rapat FOMC (Federal Open Market Committee) yang memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan oleh Federal Reserve (The Fed).
Dalam FOMC meeting minutes yang dirilis pukul 1 dini hari WIB, mayoritas anggota komite menilai pasar tenaga kerja Amerika Serikat mulai melemah. Kondisi ini membuat The Fed cenderung melonggarkan kebijakan moneternya untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
Sebelumnya, The Fed telah memangkas suku bunga acuan sebesar 0,25% menjadi sekitar 4,1% pada pertemuan 16–17 September 2025. Namun, minutes menunjukkan adanya perbedaan pandangan internal:
Sebagian anggota ingin menahan suku bunga untuk mencegah inflasi naik kembali.
Sementara yang lain mendukung pemangkasan tambahan karena inflasi dianggap mulai stabil.
Meski risiko inflasi masih diwaspadai, mayoritas anggota menilai tekanan harga saat ini “tidak meningkat secara signifikan.” Selain itu, isu ketidakpastian tarif impor dan dampaknya terhadap harga konsumen juga menjadi fokus utama dalam diskusi FOMC.
Tak lama setelah rilis minutes tersebut, harga spot gold naik 1,3% ke $4.035,28, sedangkan kontrak berjangka Desember menguat ke $4.057,70 per ons.
Lonjakan ini menandai rekor tertinggi baru dan memperpanjang tren bullish emas yang telah naik lebih dari 50% sejak awal tahun 2025 — menjadi kinerja terbaik sejak 1979.
Beberapa faktor yang memperkuat reli harga emas antara lain:
Kekhawatiran terhadap potensi government shutdown di AS.
Pelemahan dolar AS dan yield obligasi pemerintah akibat ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut.
Ketidakpastian politik global, termasuk pengunduran diri PM Prancis Sebastien Lecornu dan perubahan kepemimpinan di Jepang dengan Sanae Takaichi, yang mendukung kebijakan fiskal longgar.
Permintaan terhadap emas juga meningkat dari sisi institusional. Data menunjukkan Exchange-Traded Funds (ETF) kini memegang cadangan emas terbesar sejak September 2022. Menurut analis ING, masih ada ruang untuk penambahan posisi, yang berpotensi mendorong harga emas ke level lebih tinggi lagi.
Selain itu, People’s Bank of China melanjutkan pembelian emas untuk bulan ke-11 berturut-turut. Langkah ini mencerminkan meningkatnya minat bank sentral terhadap logam mulia sebagai lindung nilai terhadap risiko geopolitik dan fluktuasi mata uang global.
Tidak hanya emas, harga perak dan platinum juga ikut menguat seiring membaiknya sentimen di pasar komoditas.
Dengan sinyal kuat dari The Fed untuk melanjutkan penurunan suku bunga, investor global kini semakin memposisikan diri pada aset aman seperti emas.
Jika tren pelonggaran moneter berlanjut dan ketidakpastian geopolitik terus meningkat, prediksi harga emas 2025 berpotensi mencapai level yang lebih tinggi lagi dari saat ini.
Secara teknikal, beberapa analis melihat support penting di area $3.975 dan resistance utama di sekitar $4.055.
Jika harga mampu bertahan di atas $4.000, peluang untuk reli lanjutan ke $4.100–$4.200 semakin terbuka lebar.
Rilis FOMC meeting minutes terbaru menegaskan arah kebijakan moneter AS menuju pelonggaran lebih lanjut. Kombinasi antara pemangkasan suku bunga The Fed, gejolak politik global, dan permintaan tinggi dari investor serta bank sentral, menjadi pendorong utama harga emas hari ini mencapai level tertinggi dalam sejarah.
Selama kondisi pasar masih dipenuhi ketidakpastian, emas akan tetap menjadi pilihan utama investor global untuk melindungi nilai aset dan menjaga stabilitas portofolio mereka.