Saat The Fed memberi sinyal akan menahan suku bunga, investor bertanya-tanya: akankah kebijakan stabil ini memicu pembelian baru dan membawa pasar menuju reli bullish di bulan Agustus?
Dengan Federal Reserve AS yang secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga setelah pertemuan Juli, para pelaku pasar kini dihadapkan pada pertanyaan krusial: mungkinkah jeda kebijakan ini menjadi pemicu reli bullish yang berkelanjutan di pasar global? Latar belakangnya penuh dengan ketegangan dan peluang—Wall Street baru saja menutup rangkaian rekor tertinggi, kontrak berjangka bergerak datar, dan setiap pernyataan dari Ketua The Fed Jerome Powell sedang dianalisis secara ketat. Artikel ini akan mengulas dampak potensial dari "efek jeda" The Fed, skenario pasar yang mungkin terjadi, dan apa yang bisa menggerakkan saham serta aset lainnya di bulan Agustus.
Selama beberapa bulan terakhir, The Fed mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 5,25%–5,50%, dengan alasan inflasi yang masih tinggi dan pasar tenaga kerja yang tetap kuat. Hingga saat ini, hampir semua analis memperkirakan tidak ada perubahan suku bunga dalam pertemuan kali ini, menjadikannya pertemuan keenam berturut-turut tanpa penyesuaian. Meskipun inflasi mulai mereda—CPI inti turun menjadi 2,9% (yoy) pada Juni dari puncaknya 4,5% tahun lalu—pasar tenaga kerja tetap solid, dengan tingkat pengangguran bertahan di 4,1% dan klaim pengangguran mingguan mencapai titik terendah tiga bulan di 217.000.
Namun, fokus utama bukan pada keputusan hari ini, melainkan pada nada dan isyarat Powell untuk pertemuan bulan September. Konferensi persnya akan menjadi kunci untuk mengetahui apakah pemangkasan suku bunga mulai dipertimbangkan.
Jeda kebijakan memberi ruang bagi pasar saham, obligasi, dan aset riil untuk bernapas. Ini sering kali menandakan bahwa suku bunga telah mencapai puncaknya dan kondisi moneter yang lebih longgar mungkin akan segera diterapkan. Namun, apakah ini benar-benar akan memicu reli bullish tergantung pada bagaimana investor menafsirkan arahan kebijakan The Fed ke depan dan data ekonomi yang masuk.
Indeks S&P 500 mengakhiri rekor 6 hari berturut-turut dan ditutup sedikit lebih rendah di 6.305 pada Selasa.
Nasdaq turun 0,2%, sementara Dow Jones terkoreksi 0,3%.
Indeks dolar menguat ke 99,1 seiring pelaku pasar mengurangi eksposur terhadap USD, namun imbal hasil obligasi tetap stabil—yield Treasury 10-tahun berada di 4,23%.
Emas bertahan di kisaran US$2.420 per ons, menunjukkan ketahanan pasar sambil menanti arahan dari The Fed.
Keputusan The Fed dan pernyataan Powell memberikan efek riak ke berbagai kelas aset:
Saham AS dan global: Jeda kebijakan cenderung memicu reli karena suku bunga lebih rendah meningkatkan daya tarik aset berisiko dan menurunkan biaya pinjaman.
Obligasi: Jeda bisa mendorong kenaikan harga obligasi karena investor mengantisipasi pemangkasan suku bunga.
Dolar AS: Biasanya melemah jika The Fed memberi sinyal pelonggaran, yang mendukung saham, emas, dan komoditas.
Emas dan kripto: Cenderung menguat jika imbal hasil riil turun atau dolar melemah pasca keputusan The Fed.
Komoditas dan pasar negara berkembang: Diuntungkan dari aliran modal yang lebih cepat dan kondisi dolar yang lebih lemah pasca sinyal dovish.
Skenario Bullish:
Optimisme soft landing: Jika Powell mengonfirmasi bahwa pemangkasan suku bunga mungkin dilakukan tahun ini, saham bisa reli dan aset berisiko seperti saham teknologi dan pasar negara berkembang akan mendapat dorongan.
Dukungan dari kinerja teknologi: Laporan pendapatan positif dari Meta, Microsoft, Amazon, dan Apple bisa menghidupkan kembali momentum "Magnificent Seven."
Likuiditas membaik: Jeda kebijakan sering menyegarkan likuiditas dan mendorong arus dana kembali ke pasar saham dan obligasi.
Skenario Bearish:
Inflasi tetap tinggi: Jika The Fed tetap khawatir terhadap tekanan harga, pasar bisa mulai mengantisipasi kebijakan "lebih tinggi untuk lebih lama," yang menghambat reli.
Risiko geopolitik dan perdagangan: Ketegangan dagang AS-UE, perlambatan ekonomi Tiongkok (seperti tercermin dari PMI Caixin yang turun ke 49,8 pada Juli), atau inflasi tinggi di negara berkembang seperti Brasil (naik 5,3% yoy) bisa mengurangi selera risiko.
Aksi ambil untung: Setelah reli yang dipimpin oleh sektor teknologi, pernyataan hawkish atau hasil pendapatan yang mengecewakan bisa memicu aksi jual dan rebalancing portofolio.
SKENARIO | POTENSI RESPON PASAR |
Jeda Dovish & Sinyal Potong SUku Bunga | Saham, emas, dan pasar berkembang menguat; USD melemah; obligasi menguat |
Jeda Hawkish | Saham stagnan atau koreksi; imbal hasil dan dolar menguat; emas melemah |
Netral / Sikap Menunggu | Pasar cenderung sideways; volatilitas rendah hingga data inflasi/pekerjaan berikutnya |
Pantau laporan nonfarm payrolls hari Jumat (1 Agustus 2025) dan data PMI/inflasi global pekan depan, yang akan sangat memengaruhi ekspektasi untuk pertemuan The Fed di bulan September.
Kontrak berjangka, opsi, dan reksa dana indeks menunjukkan kombinasi strategi lindung nilai dan posisi long yang hati-hati menjelang pengumuman The Fed. Harga opsi pada indeks S&P 500 mengindikasikan volatilitas sedang hingga tinggi sepanjang sisa minggu ini, apalagi dengan tumpang tindihnya rilis data ketenagakerjaan dan laporan keuangan besar.
Jika reli berlanjut, analis memperkirakan S&P 500 berpotensi naik menuju 6.400–6.500 dalam beberapa minggu ke depan, selama data makro tidak mengecewakan dan nada The Fed tetap akomodatif.
Keputusan The Fed untuk menahan suku bunga bukanlah peristiwa yang kosong makna—melainkan sebuah sinyal. Jika Powell berhasil menegaskan jalur menuju pelonggaran sambil meredam kekhawatiran inflasi, rekor baru bisa terbuka di pasar global. Namun jika kehati-hatian dan ketidakpastian yang mendominasi, investor mungkin memilih menunggu hingga ada sinyal yang lebih jelas. Pekan depan akan menjadi penentu: apakah jeda ini menjadi pijakan reli baru atau sekadar jeda sebelum keputusan besar selanjutnya.
Penafian: Materi ini hanya untuk tujuan informasi umum dan tidak dimaksudkan (dan tidak boleh dianggap sebagai) nasihat keuangan, investasi, atau nasihat lain yang dapat diandalkan. Pendapat yang diberikan dalam materi ini tidak merupakan rekomendasi dari EBC atau penulis bahwa investasi, sekuritas, transaksi, atau strategi investasi tertentu cocok untuk orang tertentu.
ADP melaporkan perekrutan sektor swasta secara tak terduga mengalami kontraksi pada bulan Juni – penurunan pertama sejak Maret 2023 – yang menunjukkan perekonomian mungkin kurang kokoh.
2025-07-30Harga saham NVO.US turun 23% setelah Novo Nordisk memangkas proyeksi kinerja setahun penuh dan menunjuk CEO baru di tengah melemahnya prospek penjualan Wegovy dan Ozempic di AS.
2025-07-30Emas bergerak sideways karena Presiden Trump belum mengonfirmasi perpanjangan jeda tarif AS-Tiongkok usai pembicaraan dagang tingkat tinggi di Stockholm.
2025-07-30