KOSPI naik 0,58% menjadi 3.089,65 karena pasar Asia menunjukkan sinyal yang beragam. Hang Seng Hong Kong turun 0,87% sementara manufaktur India mencapai titik tertinggi dalam 14 bulan.
Nilai pound sterling berada di dekat level tertinggi dalam 4 tahun di tengah harapan perdagangan dan kekhawatiran fiskal, meskipun sinyal ekonomi menunjukkan kemungkinan kemunduran.
EUR/USD naik ke level tertinggi dalam 4 tahun karena ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed, harga minyak yang lebih rendah, dan sinyal fiskal zona euro yang kuat. Pembicaraan perdagangan kini menjadi fokus.
Emas naik ke $3.290,51/oz dan minyak mentah Brent ke $66,84/bbl karena permintaan safe-haven dan risiko pasokan minyak membentuk pasar komoditas global pada 30 Juni 2025.
S&P 500 dan Nasdaq 100 mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada hari Jumat, didorong oleh antusiasme AI yang baru dan ekspektasi kebijakan moneter yang lebih longgar.
Pertumbuhan ekonomi Australia melambat, dengan harga konsumen bulan Mei mencapai titik terendah dalam tiga setengah tahun dan ekspektasi penurunan suku bunga meningkat.
Minyak diperkirakan akan memangkas keuntungan karena risiko Timur Tengah mereda, tetapi harga naik pada hari Jumat karena meningkatnya permintaan bahan bakar AS selama musim berkendara musim panas.
Harga saham Nvidia mencapai rekor tertinggi seiring melonjaknya permintaan AI, dengan Wall Street memperkirakan kenaikan hingga 60% dalam beberapa bulan mendatang.
Indeks Dolar AS (DXY) turun ke 97,50, level terendah sejak 2022, karena meningkatnya taruhan pemotongan suku bunga Fed dan kekhawatiran atas independensi bank sentral membebani sentimen.
USD/CNY diperdagangkan mendekati support utama di 7,1680, dengan momentum bearish yang terbentuk karena pasangan ini tetap berada di bawah rata-rata pergerakan jangka pendek dan RSI 50.
Hang Seng melonjak 146 poin seiring reli saham Asia; sektor teknologi, konsumen, dan properti memimpin kenaikan. Para pedagang mengamati data Tiongkok dan sentimen pasar global.
Saham AS melonjak lebih dari 1% pada hari Selasa setelah gencatan senjata Israel-Iran yang rapuh, dengan kesaksian Ketua Fed Powell tentang masa depan bank sentral menjadi fokus.