简体中文 繁體中文 English 한국어 日本語 Español ภาษาไทย Tiếng Việt Português Монгол العربية हिन्दी Русский ئۇيغۇر تىلى

Standard Deviation: Mengukur Volatilitas & Risiko Dalam Trading

Diterbitkan pada: 2025-04-17    Diperbarui pada: 2025-10-27

Memahami risiko dan volatilitas pasar sangat penting bagi setiap investor yang ingin membuat keputusan keuangan yang tepat.
Salah satu alat paling penting dalam analisis risiko adalah standard deviation (SD), ukuran statistik yang menghitung seberapa besar variasi hasil investasi terhadap rata-ratanya.


Dengan mengubah pergerakan harga menjadi volatilitas yang dapat diukur, standard deviation memberikan gambaran yang jelas dan berbasis data tentang profil risiko suatu aset.
Ini membantu membedakan antara investasi yang stabil dan yang rentan terhadap fluktuasi besar yang tidak terduga.


Apa Itu Standard Deviation?

What is Standard Deviation In trading?

Standard deviation mengukur seberapa besar harga atau hasil investasi berbeda dari nilai rata-ratanya selama periode waktu tertentu. Dalam istilah keuangan, ini mengukur volatilitas, yaitu tingkat fluktuasi harga atau imbal hasil suatu aset.


Standard deviation yang tinggi menunjukkan variabilitas yang besar, artinya pergerakan harga besar dan potensi risiko lebih tinggi. Sebaliknya, standard deviation yang rendah menunjukkan bahwa hasil berkumpul lebih dekat ke rata-rata, mencerminkan stabilitas dan prediktabilitas yang lebih tinggi.


Sebagai contoh, saham dengan SD 20% jauh lebih volatil dibanding saham dengan SD 5%. Volatilitas itu bisa menjadi peluang bagi traders yang mencari momentum, tetapi juga risiko tinggi bagi investor jangka panjang yang mencari pertumbuhan stabil.


  • SD tinggi – Pergerakan harga besar dan risiko lebih tinggi.

  • SD rendah – Hasil lebih stabil dan kinerja lebih dapat diprediksi.


Intinya, standard deviation mengukur konsistensi atau ketidakkonsistenan hasil, memungkinkan investor menilai seberapa besar penyimpangan yang mungkin terjadi dari kinerja rata-rata.


Bagaimana Standard Deviation Dihitung?

Rumus:

Formula Of Standard Deviation

Di mana:



  • xᵢ = nilai data individual (harga atau hasil)
    μ = rata-rata data
    N = jumlah data



Rumus ini mengubah serangkaian hasil historis menjadi satu angka yang menunjukkan tingkat variabilitas dan risiko.

Menafsirkan Standard Deviation Dalam Trading

Traders dan manajer portofolio menggunakan standard deviation bukan hanya sebagai konsep statistik, tetapi juga sebagai alat pengambilan keputusan nyata untuk mengontrol risiko dan menentukan waktu.

1. Penentuan Ukuran Posisi dan Stop-Loss:

Banyak profesional menentukan ukuran transaksi berdasarkan volatilitas.
Misalnya, jika SD harian suatu saham adalah 2%, seorang trader dapat menempatkan stop-loss dua standard deviation di bawah harga masuk — sekitar 4% — untuk menghindari keluar akibat fluktuasi normal pasar.


Logika yang sama membantu menentukan ukuran posisi: semakin tinggi SD, semakin kecil ukuran posisi agar risiko portofolio tetap seimbang.

2. Mengenali Ekstrem Pasar:

Bitcoin To USD 2025

Lonjakan tiba-tiba pada SD sering kali mendahului pembalikan besar atau peningkatan volatilitas.
Misalnya, pada awal 2025, SD Bitcoin melonjak dari 45% menjadi lebih dari 70% ketika aktivitas spekulatif meningkat — sinyal awal bahwa koreksi harga akan segera terjadi.


Sebaliknya, ketika SD turun ke level yang sangat rendah, hal itu bisa menandakan “ketenangan sebelum badai,” yang mendorong traders untuk bersiap menghadapi peluang breakout.

3. Mengevaluasi Stabilitas ETF:

Investor institusional juga menggunakan SD untuk menilai ETF.
ETF S&P 500 dengan SD 10% mungkin menjadi aset utama, sementara ETF small-cap growth dengan SD 22% lebih cocok untuk posisi satelit berisiko tinggi.


Memahami volatilitas di tingkat dana membantu menjaga disiplin diversifikasi dan memastikan fluktuasi portofolio tetap dalam batas yang dapat diterima.

Mengapa Standard Deviation Penting Dalam Trading

Investor di dunia trading menggunakan standard deviation untuk:

  • Membandingkan risiko antar aset: Saham A dengan SD 12% lebih berisiko daripada Saham B dengan 6%.

  • Menilai volatilitas portofolio: SD membantu memperkirakan fluktuasi nilai portofolio secara keseluruhan.

  • Mengidentifikasi perilaku pasar yang tidak biasa: Lonjakan tajam SD dapat menandakan tekanan pasar atau gelembung spekulatif.

  • Mendukung keputusan investasi: Investor berani risiko mungkin memilih aset dengan SD tinggi untuk potensi keuntungan lebih besar, sementara investor konservatif lebih mengutamakan stabilitas.

2025 Market Context:

Per Oktober 2025, volatilitas trailing 12 bulan S&P 500 sekitar 15%, sedangkan Nasdaq 100 menunjukkan SD sekitar 20%, mencerminkan sensitivitas sektor teknologi yang lebih tinggi terhadap siklus pasar.


Emas dan komoditas lainnya rata-rata memiliki SD sekitar 10–12%, menawarkan volatilitas moderat dan nilai diversifikasi.

Standard Deviation dan Diversifikasi Portofolio

Diversifikasi mengurangi risiko total portofolio dengan menggabungkan aset dengan korelasi yang berbeda. Standard deviation membantu mengukur efek tersebut.



  • Korelasi Positif: Aset bergerak bersama – SD gabungan tinggi.

  • Korelasi Negatif: Aset bergerak berlawanan – SD gabungan menurun.



Contoh:


  • Saham A (volatil, SD 12%)

  • Obligasi B (stabil, SD 4%)

  • Dikombinasikan dengan alokasi 60/40 – SD keseluruhan turun menjadi 8–9%, tergantung pada korelasi.


Diversifikasi memperhalus hasil dan menurunkan risiko tanpa mengorbankan imbal hasil yang diharapkan — dasar dari modern portfolio theory (MPT).

Standard Deviation di Berbagai Kelas Aset

Tingkat standard deviation berbeda tajam antar kelas aset, mencerminkan karakteristik risiko dan volatilitas masing-masing pasar.

Tabel di bawah menunjukkan perkiraan 2025 untuk membantu investor memahami bagaimana berbagai aset memengaruhi stabilitas atau fluktuasi portofolio.

Kelas Aset Perkiraan SD 2025 Catatan
Saham Large-cap AS 12–15% Likuid tinggi, risiko moderat
Saham Mid/Small-cap 18–25% Volatilitas tinggi, potensi imbal hasil besar
Obligasi 3–6% Risiko rendah, hasil stabil
ETF 8–15% Bergantung pada indeks atau sektor
Cryptocurrency 50–80% Sangat volatil; SD tidak selalu menangkap risiko ekstrem
Komoditas (Emas, Minyak) 10–15% Risiko moderat; lindung nilai terhadap inflasi


Contoh Dunia Nyata

Pertimbangkan dua saham, Saham X dan Saham Y, keduanya memiliki rata-rata imbal hasil tahunan 8%.


  • Saham X memiliki standard deviation 12%

  • Saham Y memiliki standard deviation 6%


Meskipun hasil rata-ratanya sama, fluktuasi Saham X dua kali lebih besar dari Saham Y. Investor konservatif mungkin memilih Saham Y karena stabilitasnya, sementara trader berani risiko bisa memilih Saham X untuk potensi keuntungannya.

Perbandingan Risiko Menggunakan Standard Deviation

Standard deviation memungkinkan perbandingan risiko secara langsung antar investasi, terlepas dari kelas asetnya.
Hal ini sangat berguna untuk dana, ETF, atau portofolio karena memberikan satu angka yang merangkum variabilitas hasil.

Investasi Imbal Hasil Tahunan Rata-rata Standard Deviation Profil Risiko Catatan
Saham Large-Cap AS (S&P 500) 8% 15% Moderat Likuid tinggi, historis stabil
Tech Mid-Cap ETF 12% 22% Tinggi Volatilitas tinggi, potensi keuntungan besar
Obligasi Pemerintah AS 4% 5% Rendah Pendapatan stabil, volatilitas rendah
Kripto (BTC) 10% 65% Sangat Tinggi Fluktuasi ekstrem, hanya untuk investor berani risiko


Namun, SD sebaiknya digunakan bersama metrik lain seperti beta atau rasio Sharpe untuk pandangan risiko yang lebih komprehensif.

Keterbatasan Standard Deviation

  • Mengasumsikan Distribusi Normal: Hasil nyata sering kali tidak simetris dan memiliki fat tails.

  • Mengabaikan Arah: SD memperlakukan fluktuasi naik dan turun secara sama, padahal investor lebih memperhatikan kerugian.

  • Sensitif terhadap Outlier: Peristiwa ekstrem (black swan) dapat mendistorsi nilai SD.

  • Bersifat Historis: SD masa lalu tidak selalu mencerminkan volatilitas masa depan, terutama di pasar yang cepat berubah.

  • SD sebaiknya digunakan bersama beta, rasio Sharpe, Value-at-Risk (VaR), atau stress testing untuk gambaran risiko yang lebih lengkap.


Peristiwa ekstrem, yang dikenal sebagai black swans, bisa terjadi lebih sering dari yang diprediksi oleh distribusi normal, sehingga risiko bisa diremehkan.
Standard deviation memperlakukan volatilitas naik dan turun secara setara, padahal investor biasanya lebih khawatir terhadap penurunan nilai.

Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)

1. Berapa standard deviation yang baik untuk saham?

Tidak ada SD yang “baik” secara universal karena tergantung pada toleransi risiko Anda. Secara umum, saham large-cap rata-rata memiliki SD sekitar 12–15%, yang dianggap moderat. Apa pun di atas 25% termasuk volatilitas tinggi dan hanya cocok untuk investor atau traders berani risiko.


2. Seberapa sering traders harus menghitung standard deviation?

Sebagian besar traders memantau SD setiap hari atau setiap minggu, tergantung strategi mereka. Traders jangka pendek sering menggunakan SD bergulir 20-hari atau 30-hari untuk menyesuaikan ukuran posisi dan stop-loss.


3. Apakah standard deviation bisa memprediksi crash pasar?

Tidak secara langsung. Namun, lonjakan mendadak pada SD sering menunjukkan tekanan, ketidakpastian, atau gelembung spekulatif. SD bisa menjadi sinyal peringatan dini, tetapi bukan alat prediksi tunggal.

Kesimpulan

Standard deviation adalah alat fundamental untuk menilai volatilitas dan risiko investasi. Dengan mengukur seberapa besar hasil menyimpang dari rata-rata, alat ini memungkinkan investor membandingkan aset secara objektif, mengidentifikasi potensi risiko, dan membuat keputusan yang lebih tepat.


Jika digunakan bersama metrik risiko lain seperti beta atau rasio Sharpe, standard deviation membantu investor membangun portofolio yang sesuai dengan toleransi risiko, tujuan investasi, dan strategi keuangan jangka panjang mereka.


Penafian: Materi ini hanya untuk tujuan informasi umum dan tidak dimaksudkan sebagai (dan tidak boleh dianggap sebagai) nasihat keuangan, investasi, atau nasihat lain yang dapat diandalkan. Tidak ada pendapat yang diberikan dalam materi ini yang merupakan rekomendasi oleh EBC atau penulis bahwa investasi, sekuritas, transaksi, atau strategi investasi tertentu cocok untuk orang tertentu.