2025-09-17
Pembunuhan politik jarang terjadi tetapi merupakan peristiwa yang sangat mengguncang. Selain biaya manusia yang tragis, peristiwa semacam ini dapat mempengaruhi pasar keuangan dengan memicu penjualan massal, lonjakan volatilitas, dan perubahan sentimen investor.
Dari pembunuhan Presiden AS John F. Kennedy pada 1963 hingga kekerasan politik di negara lain yang lebih baru, peristiwa-peristiwa ini mengingatkan bahwa pasar tidak hanya dipengaruhi oleh fundamental, tetapi juga oleh psikologi.
Dalam artikel ini, kami menganalisis bagaimana pasar saham secara historis merespons pembunuhan, bagaimana sistem perdagangan modern dan globalisasi telah mengubah dinamika ini, serta wawasan yang dapat diperoleh investor tentang mengelola risiko politik pada 2025.
Pada 22 November 1963, Presiden AS John F. Kennedy dibunuh di Dallas. Reaksi awal di Wall Street adalah kebingungan dan kepanikan.
Bursa Efek New York menghentikan perdagangan lebih awal setelah mengonfirmasi berita tersebut, namun sebelum itu, Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok hampir 3% dalam salah satu penurunan harian tertajam sejak Perang Dunia II.
Volume perdagangan melonjak saat investor berbondong-bondong menjual, khawatir akan ketidakstabilan politik. Keesokan harinya, The New York Times menggambarkan aksi jual tersebut sebagai “kerusuhan yang didorong oleh ketakutan rather than fundamental.”
Namun, pemulihan terjadi dengan cepat. Saat pasar dibuka kembali setelah hari berkabung nasional, kepercayaan investor sebagian besar telah pulih, dibantu oleh peralihan kekuasaan yang cepat ke Lyndon B. Johnson. Dalam dua sesi perdagangan, Dow telah pulih 4,5%, menghapus sebagian besar kerugian.
Pembunuhan JFK menunjukkan bagaimana pasar sering bereaksi pertama kali dengan emosi, tetapi segera mengevaluasi kembali berdasarkan stabilitas politik dan institusional. Pada 1960-an, tanpa mekanisme penghentian perdagangan, komunikasi instan, atau likuiditas global seperti saat ini, dampak kejutan menjadi lebih besar.
Di pasar modern, peristiwa semacam itu kemungkinan masih memicu volatilitas jangka pendek. Namun, mekanisme perlindungan seperti penghentian perdagangan dan komunikasi bank sentral akan meredam dampak dan mempercepat waktu pemulihan.
Pelajaran bagi investor: Bahkan peristiwa politik yang paling mengejutkan seringkali hanya memiliki dampak sementara pada pasar keuangan, terutama di negara-negara dengan tata kelola yang kuat.
Yitzhak Rabin (1995, Israel): Bursa Efek Tel Aviv turun sebentar tetapi stabil dengan cepat, menunjukkan dampak lokal tetapi terkendali.
Benazir Bhutto (2007, Pakistan): Saham Pakistan dan rupee mencapai rekor terendah, mencerminkan kerentanan pasar emerging. Namun, emas naik secara global.
Shinzo Abe (2022, Japan): Bursa Efek Tokyo mengalami penurunan singkat tetapi pulih dengan cepat, menyoroti kepercayaan investor pada ketahanan institusional.
Berbeda dengan era 1960-an, pasar saat ini lebih cepat, lebih global, dan lebih terhubung. Beberapa faktor memperkuat atau meredam reaksi:
High-Frequency Trading (HFT): Perdagangan algoritmik dapat memperkuat pergerakan harga jangka pendek sebagai respons terhadap berita tak terduga.
Global Interconnection: Goncangan di satu negara dapat menyebar ke bursa-bursa lain.
24/7 News & Social Media: Informasi menyebar secara instan, memperkuat kepanikan awal tetapi juga memudahkan klarifikasi yang lebih cepat.
Derivatives & Volatility Instruments: Produk seperti indeks VIX dan pasar berjangka memberikan investor alat untuk melakukan lindung nilai secara instan.
Misalnya, ketika Abe dibunuh pada 2022, Nikkei 225 turun 1% dalam sehari tetapi segera pulih, menunjukkan bagaimana likuiditas dan alat lindung nilai meredam kepanikan.
1) Developed Markets (U.S., Japan, Europe)
Pembunuhan umumnya menyebabkan volatilitas jangka pendek tetapi memiliki dampak jangka panjang yang terbatas karena institusi yang kuat dan kepercayaan investor.
2) Emerging Markets (Pakistan, Latin America, Africa)
Pembunuhan politik sering menyebabkan penurunan yang lebih tajam dan berkepanjangan karena tata kelola yang lemah dan ketidakstabilan yang dirasakan lebih tinggi.
3) Middle East & Asia
Kekerasan terhadap pemimpin sering berinteraksi dengan pasar komoditas (minyak, emas) karena investor mencari tempat aman.
Selain itu, tidak semua industri bereaksi sama:
Pertahanan & Keamanan: Dapat naik karena ekspektasi peningkatan pengeluaran pemerintah.
Keuangan & Saham: Sering turun terlebih dahulu karena investor mengurangi risiko.
Emas & Obligasi: Aset tempat aman tradisional biasanya naik.
Energi & Komoditas: Sensitif terhadap dimensi geopolitik dari pembunuhan.
Diversifikasi: Diversifikasi geografis dan aset mengurangi paparan terhadap guncangan lokal.
Alokasi Aset Aman: Menyimpan sebagian dana dalam emas, obligasi pemerintah AS, atau mata uang stabil memberikan perlindungan terhadap penurunan nilai.
Penggunaan Derivatif: Kontrak berjangka dan opsi membantu melindungi dari penurunan pasar yang tiba-tiba.
Fokus pada Tren Jangka Panjang: Sejarah menunjukkan bahwa pasar umumnya pulih dengan cepat bahkan dari peristiwa yang paling mengejutkan.
Pasar biasanya turun tajam saat ketidakpastian meningkat, tetapi di negara-negara maju, pemulihan seringkali cepat.
Emas, obligasi, dolar AS, dan franc Swiss sering mengalami kenaikan.
Mata uang lokal sering melemah, terutama di pasar emerging. Misalnya, rupee Pakistan turun setelah pembunuhan Bhutto.
Jarang. Kecuali memicu krisis politik yang lebih luas, pasar biasanya kembali ke fundamental.
Secara keseluruhan, pembunuhan presiden dan pembunuhan politik adalah peristiwa tragis dengan konsekuensi keuangan yang segera. Meskipun pasar sering mengalami volatilitas tajam, pemulihan cenderung cepat di negara-negara maju yang stabil.
Bagi investor, kuncinya adalah persiapan: diversifikasi portofolio, gunakan strategi lindung nilai, dan hindari pengambilan keputusan emosional selama periode krisis.
Penafian: Materi ini hanya untuk tujuan informasi umum dan tidak dimaksudkan (dan tidak boleh dianggap sebagai) nasihat keuangan, investasi, atau nasihat lain yang dapat diandalkan. Pendapat yang diberikan dalam materi ini tidak merupakan rekomendasi dari EBC atau penulis bahwa investasi, sekuritas, transaksi, atau strategi investasi tertentu cocok untuk orang tertentu.