Ketika perubahan iklim dan polusi memicu penyebaran penyakit, EBC meningkatkan dukungan untuk upaya kesehatan global yang berakar pada kesadaran dan kesetaraan lingkungan.
Pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, saat masyarakat global bersatu dalam tema "Mengakhiri Polusi Plastik," kami di EBC Financial Group (EBC) ingin menarik perhatian terhadap konsekuensi dari kelalaian lingkungan yang jarang dibahas: meningkatnya penyakit yang ditularkan melalui nyamuk seperti malaria.
Melalui kemitraan kami dengan kampanye United Nations Foundation "United to Beat Malaria", yang kini memasuki tahun kedua, kami mendesak para pemangku kepentingan publik dan swasta untuk menghadapi krisis yang saling terkait berupa ketidakstabilan iklim, polusi, kesehatan, dan kesenjangan ekonomi—dan untuk merangkul keuangan cerdas iklim sebagai solusi utama dalam mencegah penyakit dan membangun ketahanan masyarakat.
"Kita sering kali memandang malaria sebagai masalah medis—tetapi juga masalah ekologi," kata David Barrett, CEO EBC Financial Group (UK) Ltd. "Sampah plastik, penggundulan hutan, dan pemanasan suhu menciptakan badai yang sempurna bagi nyamuk untuk berkembang biak. Melalui kemitraan kami dengan United to Beat Malaria, kami berinvestasi dalam intervensi garis depan yang dapat diskalakan yang melindungi manusia dan ekosistem."
Perubahan Iklim Mengubah Peta Malaria
Perubahan lingkungan mempercepat penyebaran malaria di berbagai wilayah yang sebelumnya dianggap berisiko rendah. Deforestasi dan meningkatnya suhu mendorong populasi nyamuk ke daerah yang lebih tinggi dan wilayah baru, sementara polusi plastik menciptakan genangan air yang berfungsi sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk.
Di Kolombia dan lembah Amazon, penggundulan hutan telah meningkatkan paparan malaria secara drastis pada penduduk pedesaan dan masyarakat adat. Di Bangladesh, banjir dan genangan air yang diperparah oleh polusi plastik memicu wabah di daerah yang sudah rapuh. Bahkan Eropa selatan telah melaporkan kasus-kasus yang terisolasi, dengan perubahan iklim yang meningkatkan tingkat kelangsungan hidup nyamuk di daerah-daerah yang sebelumnya bebas nyamuk.
Perubahan ini membawa implikasi ekonomi yang signifikan: di Afrika sub-Sahara, misalnya, malaria berkontribusi terhadap hilangnya sekitar 1,3% PDB setiap tahunnya, dengan efek berantai pada sistem perawatan kesehatan, produktivitas, dan pendidikan. Penyakit ini bertanggung jawab atas hilangnya hingga setengah miliar hari kerja di Afrika setiap tahunnya, dan menyebabkan hilangnya produktivitas sekitar $12 miliar setiap tahunnya—biaya yang ditanggung secara tidak proporsional oleh anak-anak, orang dewasa usia kerja, dan masyarakat berpenghasilan rendah.
Pembiayaan Cerdas Iklim dan Aksi Kolektif
Pada tahun 2025, kami memperbarui komitmen kami terhadap United to Beat Malaria dengan menjadi sponsor korporat resmi Move Against Malaria 5K, yang memobilisasi lebih dari 200 karyawan di seluruh kantor kami di Inggris, Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Tantangan tersebut, yang berlangsung dari tanggal 25 April hingga 10 Mei 2025, tidak hanya meningkatkan kesadaran tetapi juga memperdalam keterlibatan di semua tingkatan perusahaan, yang mencerminkan keyakinan kami bahwa advokasi harus tertanam dalam kepemimpinan dan budaya organisasi.
"Keuangan dapat menjadi kekuatan untuk regenerasi," komentar Barrett. "Itulah sebabnya kami mendukung intervensi kesehatan yang dipimpin masyarakat, meningkatkan kesadaran, dan mendukung solusi yang mengatasi akar penyebab—bukan hanya gejala—ketimpangan."
Pada KTT Kepemimpinan Tahunan United to Beat Malaria 2025 di Washington, DC, Barrett dan Samuel Hertz, Direktur Operasional EBC, bergabung dengan lebih dari 120 advokat dan pembuat kebijakan dalam menyerukan investasi global yang berkelanjutan. Mereka berpartisipasi dalam diskusi kebijakan langsung di Capitol Hill, mendesak dukungan untuk program-program penting seperti Prakarsa Malaria Presiden, The Global Fund, dan intervensi yang dipimpin PBB.
Pembiayaan Bertujuan untuk Ekuitas Kesehatan
Kemitraan kami bukan sekadar simbolis—kemitraan ini mendanai kelambu berinsektisida, peralatan diagnostik cepat, dan pengobatan antimalaria di wilayah yang paling terdampak. Pada tahun 2024 saja, United to Beat Malaria telah membantu melindungi 1,67 juta orang di Afrika Sub-Sahara dan di 20 negara di Amerika Latin dan Karibia, yang akses layanan kesehatannya masih terbatas dan kerentanan iklimnya tinggi.
Saat Hari Lingkungan Hidup Sedunia menyoroti krisis lingkungan akibat polusi plastik, kami menyoroti kebutuhan mendesak akan kolaborasi lintas sektor—di mana pengelolaan ekologi, perlindungan kesehatan, dan stabilitas ekonomi diupayakan secara beriringan.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang kemitraan kami dengan United to Beat Malaria, kunjungi www.ebc.com/malaria.
CEO EBC Financial Group (UK) Ltd, David Barrett berbagi wawasan penting dalam wawancara CCTV tentang pasar global dan strategi investasi.
2025-06-04Dengan perdagangan bilateral yang ditetapkan mencapai USD160 miliar pada tahun 2025, pakta Yuan-Rupiah Indonesia dengan Tiongkok mendorong de-dolarisasi dan membentuk kembali masa depan keuangan ASEAN.
2025-06-04Tokyo Berusaha Mengubah Ketegangan Tarif Menjadi Kerja Sama Strategis Saat Jepang Memajukan Diplomasi Ekonomi di KTT G7.
2025-05-29